MAJALAH ICT – Jakarta. Xiaomi Corporation (Xiaomi), sebuah perusahaan internet dengan smartphones dan perangkat pintar yang terhubung dengan platform Internet of Things (IoT), hari ini mengumumkan laporan keuangan yang belum diaudit pada kuartal ke-2 dan bulan ke-6 yang diakhiri pada tanggal 30 Juni 2019.
Pada semester pertama tahun 2019, Xiaomi melaporkan performa hasil perhitungan konsensus, yang didukung oleh strategi ganda “Smartphone dan AIoT” yang menawarkan efisiensi operasional serta ketahanan risiko bisnis. Dalam periode tersebut, total pendapatan dari perusahaan meningkat sebesar 20,2% atau sekitar sekitar RMB 95,71 miliar atau setara dengan Rp193,19 triliun (dengan asumsi kurs RMB 1 setara dengan Rp2.018,50 per 21 Agustus 2019 pukul 10:00 WIB). Pendapatan yang berasal dari bisnis internasional mencapai RMB 38,6 miliar (Rp77,91 triliun), yang berkontribusi lebih dari 40% dari total pendapatan tersebut. Laba bersih (pengukuran non-IFRS) mencapai RMB 5,72 miliar (Rp11,54 triliun), meningkat sebesar 49,8% dari pertumbuhan tahun ke tahun (“YoY”). Pada kuartal ke-2 tahun 2019, total pendapatan Xiaomi meningkat sebesar 14,8% menjadi RMB 51,95 miliar (Rp104,86 triliun). Laba bersih (pengukuran non-IFRS) adalah RMB 3,64 miliar (Rp7,34 triliun), menunjukkan peningkatan tahun ke tahun yang signifikan sebesar 71,7%.
Xiaomi Founder, Chairman dan CEO, Mr. Lei Jun menyatakan, “Berkat usaha keras Xiaomi, kami mampu mencapai pertumbuhan bisnis yang solid, mencetak laba dan menjadi perusahaan termuda dalam daftar Fortune Global 500 pada tahun 2019, walaupun menghadapi tantangan ekonomi global. Performa kami merupakan bukti kesuksesan strategi dual-engine dari “Smartphone + AIoT” dan model bisnis dari Xiaomi. Kedepannya, kami akan selalu memperkuat kapabilitas dari litbang dan investasi kami dalam memanfaatkan kesempatan yang besar dari kehadiran pasar 5G dan AIoT serta upaya yang kuat untuk mencapai cita-cita perusahaan.”
Pada semester pertama tahun 2019, pendapatan dari smartphone Xiaomi mencapai sekitar RMB 5,9 miliar (Rp11,9 triliun); dimana total pendapatan keseluruhan perusahaan pada kuartal ke-2 dari tahun 2019 adalah RMB 32 miliar (Rp64,59 triliun), yang kontribusi utamanya adalah dari tingkat penjualan smartphone dan peningkatan rerata harga jual (ASP). Menurut Canalys, Xiaomi menduduki peringkat ke-4 di dunia dalam pengapalan smartphone pada kuartal ke-2 tahun 2019. Berkat pengembangan secara konstan terhadap portofolio produk Xiaomi dan dedikasinya dalam menjadikan Redmi sebagai brand yang independen, strategi multi-brand ini menghasilkan keuntungan yang lebih besar; laba bruto meningkat luar biasa dari 3,3% pada kuartal pertama menjadi 8,1% pada kuartal ke-2, bahkan rerata harga jual smartphone di Tiongkok dan pasar internasional mengalami pertumbuhan tahun ke tahun masing-masing sebesar 13,3% dan 6,7%, dengan pendapatan dari smartphone seharga lebih dari RMB 2.000 (Rp4,03 juta) yang berkontribusi sebesar 32,3% dari total pendapatan segmen smartphone.
Setelah peluncuran dari seri flagship Mi 9 dan Redmi Note 7 pada kuartal pertama tahun 2019, Xiaomi kemudian meluncurkan model flagship seri K20 yang menekankan pada efisiensi harga yang luar biasa pada kuartal ke-2, berhasil menciptakan portofolio smartphone yang melengkapi keberagaman harga. Pada kuartal kedua, tingkat penjualan smartphone mencapai 32,1 juta unit. Tingkat penjualan global seri Redmi Note 7 mencapai 20 juta unit per 30 Juni 2019. Selain itu, pengapalan seri K20 secara global telah mencapai lebih dari 1 juta unit sejak kehadirannya di bulan pertama.
Sementara itu, brand Xiaomi terus berinovasi dan memperluas kanal-kanal ritel baru untuk menjaga posisinya sebagai brand yang menjangkau konsumen menengah ke atas dan keberagaman segmen di pasar. Pada 2 Juli 2019, Xiaomi meluncurkan seri CC, dimana seri ini disambut dengan baik oleh kaum hawa, sehingga menciptakan dasar yang kuat untuk mengembangkan pasar tersebut lebih jauh lagi. Pada 7 Agustus 2019, Xiaomi meluncurkan smartphone dengan teknologi kamera beresolusi sangat tinggi 64MP, dan teknologi ini diadopsi pertama kali pada lini produk Redmi. Perusahaan juga mengumumkan kolaborasinya dengan Samsung Electronics dalam menghadirkan teknologi sensor kamera 100MP pertama untuk menjawab tuntutan pengguna yang semakin tinggi. Selain itu, mengikuti komersialisasi dari teknologi 5G, smartphone model 5G pertama dari Xiaomi, Mi Mix 3 5G, telah diluncurkan di beberapa negara di Eropa, dan model smartphone 5G kedua juga akan diluncurkan di Tiongkok pada semester ke-2 tahun 2019.
Dalam semester pertama tahun 2019, pendapatan dari produk IoT dan lifestyle meningkat sebesar 49,3% menjadi RMB 27 miliar (Rp 54,49 triliun) dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Pada kuartal ke-2 tahun 2019, pendapatan tahun ke tahun dari produk IoT dan lifestyle meningkat sebesar 44% menjadi RMB 14,9 miliar (Rp30,07 triliun). Penting untuk dicatat bahwa produk IoT dan lifestyle berkontribusi sebesar 28,8% dari total pendapatan pada kuartal ke-2 tahun 2019, dibanding pada periode yang sama tahun lalu, dimana kategori ini berkontribusi sebesar 22,9%.
Smart TV besutan Xiaomi terus mempertahankan posisi terdepannya. Pengapalan global dari Smart TV ini mencapai 5,4 juta unit pada semester pertama tahun 2019, merepresentasikan pertumbuhan tahun ke tahun sebesar 64,9%, menduduki peringkat pertama dan lima besar perihal pengapalan produk untuk pasar Tiongkok dan global, menurut AVC. Pada kuartal ke-2, total dari pengapalan Smart TV secara global mencapai 2,7 juta unit, meningkat sebesar 41,1% dari tahun ke tahun. Disamping itu, pengapalan Mi Air Conditioners melampaui 1 juta unit dalam kurun waktu 8 hari semenjak peluncurannya pada tanggal 14 Juni 2019.
Per 30 Juni 2019, jumlah dari perangkat IoT dari Xiaomi (di luar smartphone dan laptop) mencapai sekitar 196 juta unit, meningkat sebesar 69,5% dari tahun ke tahun; jumlah pengguna yang menggunakan lebih dari 5 unit produk IoT mencapai sekitar 3 juta pengguna, mengalami peningkatan 78,7% dari tahun ke tahun. Bahkan, pada kuartal ke-2, terdapat sekitar 30,4 juta pengguna aktif bulanan dari aplikasi Xiaomi Home secara global, dan sekitar 49,9 juta pengguna aktif bulanan asisten dengan kecerdasan buatan (AI Assistant – ???? atau Xi?o Ài Tóng Xué), yang membuat asisten dengan kecerdasan buatan berbasis suara besutan Xiaomi ini menjadi salah satu yang paling sering digunakan di Tiongkok.
Layanan Internet yang beragam berkontribusi besar terhadap pendapatan perusahaan
Pendapatan dari layanan internet Xiaomi tumbuh sebesar 22,9% dari tahun ke tahun menjadi RMB 8,8 miliar (Rp17,76 triliun) pada semester pertama tahun 2019; pendapatan dari segmen layanan internet ini meningkat sebesar 15,7% dari tahun ke tahun menjadi RMB 4,58 miliar (Rp9,24 triliun) pada kuartal ke-2. Pada bulan Juni 2019, pengguna aktif bulanan dari MIUI mencapai 278,7 juta, meningkat sebesar 34,7% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu; pengguna aktif bulanan Smart TV dan Mi Box mencapai pertumbuhan tahun ke tahun sebesar 53,8%, yang mencapai sekitar 22,6 juta pengguna pada bulan Juni 2019.
Pada kuartal ke-2, pendapatan layanan Internet selain iklan dan gaming dari smartphone di Tiongkok, tetapi termasuk pendapatan dari hasil layanan internet TV, layanan internet di luar negeri, e-commerce Youpin, dan bisnis keuangan internet, meningkat pesat sebesar 108,8% dari tahun ke tahun dan berkontribusi lebih dari 36% dari total pendapatan. Pada semester pertama tahun 2019, nilai penjualan kotor atau gross merchandise value (GMV) dari e-commerce Youpin meningkat 113,9% dari tahun ke tahun menjadi RMB 3,8 miliar (Rp7,67 triliun). Penting untuk dicatat bahwa pada bulan Juni 2019, lebih dari 65% dari GMV Youpin berasal dari bukan pengguna smartphone Xiaomi.
Bisnis pada pasar internasional terus tumbuh dan Eropa Barat menjadi wilayah dengan pertumbuhan tercepat
Pada semester pertama tahun 2019, pendapatan Xiaomi dari pasar internasional tumbuh sebesar 33,8% dari tahun ke tahun menjadi RMB 38,6 miliar (Rp77,91 triliun), berkontribusi lebih dari 40% dari total pendapatan perusahaan. Pada kuartal ke-2, pendapatan dari pasar internasional mengalami kenaikan sebesar 33,1% menjadi RMB 21,9 miliar (Rp44,20 triliun). Menurut Canalys, Xiaomi menduduki peringkat lima teratas pada lebih dari 40 negara dan wilayah perihal pengapalan smartphone. Menurut IDC, smartphone Xiaomi menduduki peringkat pertama di India dalam konteks pengapalan selama delapan kuartal berturut-turut. Canalys juga menyatakan bahwa Xiaomi menduduki peringkat ke-4 dalam hal pengapalan smartphone ke wilayah Eropa Barat, yang merepresentasikan peningkatan sebesar 53,2% dari tahun ke tahun, yang juga merupakan pertumbuhan pasar tercepat. Pada kuartal ke-2 tahun 2019 ini Xiaomi juga menduduki peringkat pertama dalam pengapalan Smart TV di India, menjadikannya tertinggi selama 5 kuartal berturut-turut.
Sebagai tambahan, Xiaomi berkomitmen untuk membangun dan memperluas kanal-kanal ritel baru di pasar internasional. Per 30 Juni 2019, terdapat sekitar 520 Authorized Mi Home pada pasar tersebut, yang merepresentasikan pertumbuhan sebesar 92,6% dari tahun ke tahun, dimana 79 toko diantaranya berlokasi di India. Sampai saat ini, Xiaomi memiliki lebih dari 1.790 Mi Store di India.
Perusahaan teknologi global, Xiaomi didirikan pada April 2010 dan terdaftar pada papan utama bursa efek Hong Kong pada 9 Juli 2018 (1810.HK). Xiaomi merupakan perusahaan internet dengan smartphone dan smart hardware yang terhubung oleh platform IoT sebagai intinya.
Dengan visi untuk menjadi sahabat bagi para penggunanya dan menjadi “coolest company” di hati para penggemarnya, Xiaomi berkomitmen untuk terus menghadirkan berbagai inovasi, dengan selalu berfokus pada kualitas dan efisiensi. Misi perusahaan adalah untuk menciptakan produk-produk yang menakjubkan dengan harga sebenarnya agar semua orang di dunia dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik melalui inovasi teknologi.
Saat ini, Xiaomi merupakan brand smartphone terbesar ke-4 di dunia dan telah membangun platform IoT terbesar di dunia, dengan lebih dari 196 juta perangkat pintar (tidak termasuk smartphone dan laptop) yang terhubung pada platformnya. Saat ini, Xiaomi hadir di lebih dari 80 negara dan wilayah di seluruh dunia serta telah menjadi pemimpin di berbagai pasar.
Pada Juli 2019, perusahaan mencapai daftar Fortune Global 500 untuk pertama kalinya, dengan peringkat ke-468 di antara perusahaan lainnya. Dan peringkat ke-7 pada kategori Layanan Internet dan Ritel (Internet Services and Retailing). Xiaomi saat ini merupakan perusahaan termuda dalam Global 500.