MAJALAH ICT – Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia berhasil terpilih menjadi anggota Dewan International Telecommunication Union (ITU) untuk kali ke sembilan. Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Mira Tayyiba menyatakan Indonesia akan memperjuangkan tiga agenda sejalan dengan prioritas pembangunan sektor komunikasi dan informatika.
“Indonesia berhasil menjadi Dewan International Telecommunication Union (ITU) atau ITU Council Periode 2023-2026. Indonesia di urutan ketiga, memperoleh 157 suara atau dukungan penuh dari negara anggota ITU,” jelasnya usai menghadiri sidang ITU Plenipotentiary Conference 2022 (PP-22) di Palace of Parliament, Bucharest, Rumania.
Sekjen Mira Tayyiba menjelaskan Pemerintah Republik Indonesia telah memperjuangkan pencalonan Indonesia dalam ITU Council dan RRB Region E sejak opening ceremony ITU PP-22 tanggal 26 September 2022.
“Hasil dari voting ini, alhamdulillah Indonesia berhasil kembali yang kesembilan kalinya menjadi Anggota Council ITU. Ada 13 seats dari 16 kandidat dan Indonesia terpilih dengan suara terbanyak ketiga. Hanya beda tiga suara dari peringkat kedua (India), peringkat pertama adalah UAE (Uni Emirat Arab),” ujarnya.
Sementara untuk pemilihan Anggota dari Radio Regulations Board (RRB) Region E yang meliputi Asia dan Australasia. Menurut Sekjen Kementerian Kominfo wakil Indonesia Meiditomo Sutyarjoko berhasil menjadi anggota RRB yang merupakan panel of expert untuk komunikasi radio.
“Terdapat lima kandidat dari tiga seats. Namun, delegasi dari Irak mengundurkan diri dan menyisakan Arab Saudi, Tiongkok, India dan Indonesia. Sehingga tersisa empat kandidat dan Indonesia berada di posisi yang keempat, selisih nilai atau selisih suaranya pun sebetulnya tidak terlalu jauh dari anggota yang ketiga yaitu hanya 6 suara,” tuturnya.
Sejalan Prioritas Nasional
Sekjen Mira Tayyiba menyatakan, Indonesia memiliki Program Prioritas Nasional yang juga sejalan dengan tiga agenda utama ITU.
“Dengan terpilihnya Indonesia kembali menjadi Anggota Council ITU, kami melihat banyak sekali kesamaan dan sejalan antara program prioritas ITU dan program prioritas nasional, termasuk program Indonesia untuk ITU itu sendiri,” ujarnya.
Agenda pertama ITU adalah Connecting the Unconnected. Sementara itu Program Prioritas Nasional Pemerintah Indonesia yang pertama yakni pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
“Jadi Pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam beberapa tahun ini sangat fokus kepada percepatan penyediaan akses atau infrastruktur digital, kami juga membawa agenda yang sama untuk ITU,” jelas Sekjen Kementerian Kominfo.
Sedangkan agenda kedua Women Empowerment menurut Sekjen Mira Tayyiba selaras dengan keberpihakan Indonesia agar representasi perempuan di sektor digital bisa terwakili, termasuk dalam kepimpinanan ITU.
Sekjen Kementerian Kominfo menyatakan agenda ketiga yakni Capacity Building yang sejalan dengan Program Prioritas Nasional literasi digital dan digital skills.
“Agenda ITU itu menekankan pada negara berkembang baik di Least Developed Countries maupun Landlocked Developing Countries. “Jadi kami melihat sejalannya Program Prioritas Nasional dengan program ITU, diharapkan kerja sama dengan ITU bisa semakin intens,” tandasnya.
Dalam pemilihan ITU Council dan RRB Region E Asia dan Australasia, Sekjen Mira Tayyiba mewakili Pemerintah Indonesia memberikan hak suara untuk pencalonan dari masing-masing negara anggota ITU.