MAJALAH ICT – Jakarta. Di Indonesia, industri logistik diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang signifikan di tahun-tahun mendatang, dengan pemerintah yang menerapkan langkah-langkah untuk meningkatkan infrastruktur dan mendorong pembangunan pada sektor tersebut. Mengadopsi teknologi canggih seperti AI dan blockchain juga akan meningkatkan efesiensi dan mengatasi tantangan lama di kawasan tersebut. Hal ini dikarenakan metode logistik lama terbukti tidak memadai dalam mengatasi gangguan rantai pasokan yang belum pernah terjadi sebelumnya, kenaikan biaya logistik, proses yang tidak efisien, serta harapani pelanggan yang berubah dengan cepat. Berikut beberapa tren supply chain dan teknologi pada tahun 2023.
Otomasi Proses Pengiriman Mil Terakhir
Penggunaan platform manajemen logistik menggunakan logika alokasi yang telah ditentukan sebelumnya untuk mengotomatiskan proses pemilihan operator, dengan mempertimbangkan biaya, waktu pengiriman, jenis pembayaran, kedekatan jarak dengan pelanggan, dan lainnya. Hal tersebut tidak hanya menghemat waktu bagi pebisnis, tetapi juga memastikan pengiriman datang tepat waktu.
Lebih Banyak Menggunakan Kecerdasan Prediktif
Pandemi COVID-19 menunjukkan betapa pentingnya memiliki rantai pasokan yang kuat dengan menggunakan analitik untuk memprediksikan hasil. Cara ini dapat membantu bisnis mengelola penundaan, risiko, keadaan darurat, dan situasi tidak terduga lainnya. Bahkan, menurut Gartner, pada tahun 2024, sebanyak 75 persen organisasi akan berinvestasi pada data dan analitik untuk menghindari kegagalan bisnis.
Teknologi Artificial Intelligence dan Machine Learning untuk Peningkatan Efisiensi
Berdasarkan laporan Gartner, diperkirakan pada tahun 2025, teknologi AI akan memiliki dampak paling besar pada rantai pasokan global. Selain itu, responden sebesar 28% menyatakan bahwa mereka hampir menggunakan teknologi AI guna meningkatkan efisiensi proses. Menggunakan teknologi AI dan ML memungkinkan perusahaan untuk menciptakan rantai pasokan yang diatur sendiri sambil mengurangi biaya.
Adopsi Blockchain yang Lebih Besar
Teknologi Blockchain secara bertahap akan menjadi teknologi yang diperhitungkan dalam mengatasi masalah kepercayaan, transparansi, keandalan, dan ketertelusuran dalam industri logistik dan rantai pasokan. Teknologi ini menguntungkan proses rantai pasokan yang memerlukan efisiensi dan memungkinkan proses pembayaran berbasis kontrak cerdas, yang sangat penting dalam eCommerce lintas batas. Di Indonesia khususnya, teknologi mampu meningkatkan transparansi dan ketertelusuran dalam ekosistem rantai pasokan, pada konteks SEM (Sharia Economy Masterplan; Rencana Utama Ekonomi Syariah.
Konsolidasi Melalui Platformisasi
Akar penyebab kebanyakan tantangan sektor tersebut adalah sistem operasi yang terpisah-pisah (silo). Untuk mengatasi tantangan ini, banyak perusahaan beralih dengan pendekatan berbasis platform. Platformisasi memastikan kolaborasi yang halus dengan perusahaan ekspedisi dan tim internal, menggabungkan semua pergerakan kontainer, berbagi pembaruan waktu nyata, dan secara aktif melacak biaya tambahan menggunakan satu platform.
Kolaborasi yang Lebih Besar Antar Pemain Logistik Lintas Batas
eCommerce lintas batas diproyeksikan akan mencapai 2.248,57 Miliar pada tahun 2026. Meskipun mengalami pertumbuhan, kekurangan visibiltas operasional dalam industri tersebut dapat menyebabkan inefisiensi yang merugikan, tenggat waktu pengiriman yang terlambat, serta rusaknya reputasi. Untuk mengatasi tantangan tersebut dan mendorong kerja sama yang besar, pemangku kepentingan logistik seperti produsen, peritel, perusahaan ekspedisi, perusahaan pengiriman, dan penyedia layanan logistik akan beralih ke platform manajemen logistik yang lebih terpadu.
Meningkatnya Ketergantungan pada Berbagai Penyedia Layanan Logistik
Mengikuti tren pertumbuhan eCommerse, penyedia layanan logistik telah berkembang untuk menawarkan lebih banyak layanan dan fitur. Bermitra dengan beberapa penyedia layanan logistik dapat meningkatkan keandalan pengiriman, memperluas penawaran jasa, mempercepat waktu pengiriman, serta mengelola permintaan yang meningkat dengan biaya hemat, membawa inovasi dalam bisnis, dan memaksimalkan biaya dalam manfaat layanan.
Penekanan pada Keuntungan Ekonomi dari Keberlanjutan
Sekitar 23% perusahaan setuju bahwa tekanan investor untuk meningkatkan keberlanjutan rantai pasokan telah meningkat. Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah nyata untuk mendukung upaya mengatasi dampak perubahan iklim, antara lain dengan meningkatkan target penurunan emisi negara dari 29% menjadi 31,89% dan 43,2% dengan dukungan internasional pada tahun 2030. Pemerintah juga telah melaksanakan kebijakan untuk mempromosikan penggunaan kendaraan listrik dalam logistik yang berpotensi menghemat biaya.
Kebutuhan Untuk Mengurangi Gangguan Pendapatan
Biaya operasional dari tarif pengiriman, risiko transportasi, dan pengiriman jarak jauh adalah yang paling mengganggu pendapatan. Inilah sebabnya mengapa memiliki visibilitas, kemampuan untuk mengotomatisasi, dan opsi untuk perencanaan dan pengoptimalan rute yang cerdas sangat penting untuk operasi logistik modern.
Peningkatan Fokus Pada Pengalaman Pelanggan Akhir
Berinvestasi dalam teknologi yang meningkatkan pengalaman pelanggan kini menjadi suatu keharusan. Cara tersebut memerlukan pengukuran pengiriman tepat waktu, meningkatkan transparansi, atau sekadar mempersingkat waktu penyelesaian pengiriman. Hal tersebut juga memberikan keuntungan bisnis.
Tekonologi AI, ML, otomatisasi, dan alat manajemen logistik pintar yang didukung kecerdasan prediktif memberdayakan bisnis untuk beralih dari mode reaktif ke proaktif dan memposisikan diri mereka dengan lebih baik untuk memanfaatkan tren ini.
Ditulis oleh: Soham Chokshi – CEO & Co-Founder Shipsy.