MAJALAH ICT – Jakarta. Rusia memasuki perlombaan kecerdasan buatan (AI) setelah Sberbank mengumumkan bahwa mereka menciptakan alternatifnya sendiri untuk ChatGPT, AI chatbot OpenAI yang didukung Microsoft dibuat dan dirilis tahun lalu.
GigaChat, chatbot AI perusahaan perbankan dan layanan keuangan milik mayoritas Rusia, dilaporkan lebih maju daripada rekan-rekannya, seperti ChatGPT, dalam hal kemampuan berkomunikasi secara cerdas dalam bahasa Rusia dan menghasilkan gambar, The Moscow Times melaporkan.
Herman Gref, CEO Sberbank, menyebut GigaChat sebagai “terobosan untuk dunia teknologi Rusia yang lebih luas”.
“Penting untuk dicatat bahwa GigaChat dapat digunakan tidak hanya oleh mereka yang suka bereksperimen dengan teknologi baru, tetapi juga oleh mahasiswa, bahkan peneliti untuk karya ilmiah yang serius,” katanya dalam siaran pers.
Sberbank telah banyak berinvestasi dalam teknologi selama bertahun-tahun dalam upaya untuk mengurangi ketergantungan negara pada impor.
Gref, mantan menteri Pembangunan Ekonomi selama dua masa jabatan pertama Presiden Rusia Vladimir Putin, termasuk di antara mereka yang terkena sanksi oleh beberapa pemerintah Barat setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.
Sanksi Barat telah membatasi ambisi teknologi Sberbank karena pemberi pinjaman terbesar Rusia bulan lalu mengumumkan penurunan laba bersih sebesar 80% pada tahun 2022. Ini terjadi setelah bank tersebut dikeluarkan dari S.W.I.F.T. (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunications), yang memberdayakan sebagian besar transfer uang dan keamanan internasional, serta menarik diri dari pasar Eropa setelah invasi.
Peluncuran GigaChat dipandang sebagai upaya terbaru Rusia dalam persaingan teknologinya dengan Amerika Serikat.
Chatbot awalnya akan diluncurkan ke sekelompok kecil penguji, yang akan dapat mendaftar untuk berpartisipasi dalam proses pengujian melalui saluran Telegram tertutup.