Search
Jumat 25 Oktober 2024
  • :
  • :

Kinerja Memburuk, Indosat Masih Pede

MAJALAH ICT – Jakarta. Meski satelit Palapa E miliknya siap terbang ke angkasa, tapi kinerja keuangan PT Indosat Tbk justru menukik ke bawah.

Kerugian yang diderita Indosat tidak main-main, yaitu mencapai Rp 71,1 miliar atau meningkat tajam  214,4% dibandingkan periode sama tahun lalu yang juga rugi sebesar Rp 22,6 miliar.

Menurut Chief Financial Officer Indosat Stefan Carlsson, terdapat tiga faktor pemicu naik tajamnya kerugian yang diderita selama triwulan pertama 2013 yakni financial lease, rugi kurs, dan akselerasi depresiasi.

Tak hanya kerugian yang naik, laba usaha Indosat juga turun 7,4% yakni dari Rp 608,3 miliar di triwulan pertama 2013 menjadi Rp 563,3 miliar.
 
Pemicunya adalah kenaikan di beban usaha dimana pada triwulan pertama 2013 sebesar  Rp 5,22 triliun naik 21,1%  dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 4,313 triliun.

Kenaikan beban utamanya diakibatkan peningkatan beban jasa telekomunikasi, beban penyusutan dan amortisasi, serta beban karyawan, diimbangi dengan penurunan dalam beban pemasaran dan beban umum dan administrasi.

Kenaikan beban hingga dobel digit menjadikan kerja keras mendapatkan pertumbuhan yang tinggi di pendapatan usaha seperti sia-sia.

Rata-rata pendapatan bulanan per pelanggan (ARPU) untuk pelanggan selular pada triwulan pertama 2013 sebesar Rp26,5 ribu, mengalami penurunan sebesar 1,1% dibandingkan periode triwulan keempat 2012.  

Rata-rata menit pemakaian (MOU) per pelanggan meningkat menjadi 95,2 menit (naik 5,0% dibandingkan triwulan pertama 2012).

Rata-rata Pendapatan per menit (ARPM) turun menjadi Rp 126,9 atau turun sebesar 7,7% dibandingkan triwulan pertama 2012.

Sedangkan pendapatan dari Multimedia, Komunikasi, Data, dan Internet (MIDI) di triwulan pertama 2013 sebesar Rp 780,3 miliar atau naik 14,3% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 682,5 miliar.

Pendapatan telekomunikasi tetap sebesar 256,6 miliar atau naik 14,1% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 224,9 miliar.

Earning Before Interest Tax Depreciation Amirtization (EBITDA) selama triwulan pertama 2013 sebesar Rp 2,62 triliun  atau naik 135 dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 2,3 triliun.

EBITDA margin turun dari 46,9% di triwulan pertama 2012 menjadi 45,4%  di triwulan pertama 2013. Pemicu dari turunnya EBITDA margin karena diberlakukannya penagihan SMS berbasis interkoneksi sejak pertengahan tahun lalu.
 
Presiden Direktur & CEO Indosat Alexander Rusli mengungkapkan manajemen bertanggung jawab atas performa perseroan.

"Apalagi performa semakin bagus. Jangan dilihat dari nett profit, kalau lihat harus level EBITDA. Yang below EBITDA itu kan masalah hutanh depresiasi, dan lain-lain," ungkapnya

Indosat pada tahun ini mengalokasikan belanja  modal sekitar Rp 8 triliun untuk mendukung program modernisasi jaringan agar kualitas layanan kian membaik.

“Jika satu atau dua bulan ini pengguna Indosat pasti banyak yang mengeluh. Kami akan terus memperbaiki kualitas layanan terutama di data agar baik.  Pada triwulan pertama kontribusi data sekitar 15%-20%  bagi total omzet. Masalah di data sekarang, pelanggan itu tidak lama menggunakan walau tercatat di jaringan. Kualitas layanan salah satu isu utama,” katanya.