Search
Jumat 25 Oktober 2024
  • :
  • :

Open Source Siap Kuasai Indonesia

MAJALAH ICT – Jakarta. Masyarakat Indonesia ternyata sangat dekat dengan teknologi open source. Berbagai aplikasi seluler dan Internet ternyata sudah mengadopsi open source.

Kata siapa open source susah? Nyatanya kita sudah sering menggunakannya. Aplikasi twitter, Google, Yahoo, dan teknologi tinggi lainnya, semua mengadopsi open source. Jadi kita sudah sangat dekat dengannya. Berdasarkan data Asosiasi Open Source Indonesia (AOSI), open source memimpin segmen teknologi utama, seperti mobile, cloud, dan big data. Pada implementasi cloud, lebih dari 80% cloud computing di dunia dijalankan dengan Linux. OSS juga menciptakan bisnis model yang inovatif seperti SaaS selain juga diimplementasikan oleh Facebook, Youtube, Android, Yahoo, Google, flickr, Linkedin, twitter dan instagram.

Adapun, berdasarkan lembaga riset IDC, sistem operasi open source mendominasi perangkat seluler global, sebesar 78,8%, meliputi android (75%), Symbian (2,3%), dan Linux (1,5%). Adapun proprietary yang meliputi iOS, BlackBerry, dan Windows hanya 21,2%.

Karakteristik industri yang banyak dipengaruhi open source adalah menetapkan kebijakan pengembangan software sebagai kebijakan srategis dan 51% margin keuntungan untuk investasi TI.

Bagi Indonesia, OSS memberikan kesempatan untuk mengejar negara maju, karena untuk pengembangannya tidak perlu dari awal lagi, sehingga start menjadi sama atau sejajar.

Selain itu, open source system juga menghemat biaya lisensi, sehingga alokasi yang ada bisa untuk pendidikan dan inovasi baru yang bisa menggerakkan bisnis, industri, pemerintah, dan seluruh lapisan masyarakat.

Dengan open source, Indonesia tidak lagi tergantung pada vendor tertentu saja sehingga kompetisi sehat bisa terjadi.

Gayung bersambut, Kementerian Riset dan Teknologi mendukung pengembangan open source di instansi pemerintah baik pusat maupun daerah yang saat ini sudah terimplementasi di sekitar 40 pemda kabupaten/kota atau sekitar 20% dari pemda kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Berdasarkan data dari Kementerian Ristek, dari 500 pemda kabupaten/kota di seluruh Indonesia, sekitar 14%-20% pemda sudah mengimplementasikan open source. Menristek mengklaim, implementasi open source di pemda kabupaten/kota bisa menghemat pengeluaran hingga Rp10 miliar per tahun. Kementerian Riset dan Teknologi mendorong pengembang lokal dan praktisi di komunitas open source untuk bersama-sama mengembangkan penggunaan software open source sebagai software yang legal, dan bisa dimulai dari lingkungan sekitar seperti sekolah, perguruan tinggi, dan perkantoran.

Tulisan ini dan informasi-informasi mengenai perkembangan ICT Indonesia lainnya dapat dibaca di Majalah ICT Edisi No. 9-2013 di sini