Tapi Menguatkan yang Sudah Ada
MAJALAH ICT – Jakarta. Kecerdasan buatan (AI) diprediksi akan terus menjadi pusat perhatian dalam strategi teknologi perusahaan pada 2025. Namun, alih-alih menghadirkan revolusi besar-besaran terhadap infrastruktur TI, tren AI justru akan mendorong perusahaan untuk melakukan integrasi secara pragmatis dan bertahap ke dalam sistem dan proses yang sudah ada.
“AI akan lebih banyak diterapkan secara strategis untuk meningkatkan efisiensi proses bisnis yang spesifik, bukan merombak total infrastruktur TI,” ujar Genie Yuan, Regional Vice President APAC Couchbase. Genie juga menyampaikan bahwa startegi data yang sudah ada dan lebih baik akan jauh lebih mudah dan memiliki manfaat. “Organisasi yang sudah memiliki strategi data matang dan fondasi platform data yang kuat akan mendapatkan manfaat lebih cepat dan signifikan.” Imbuhnya.
Tren ini juga didorong oleh meningkatnya adopsi arsitektur Cloud-to-Edge, yang memungkinkan pemrosesan data lebih dekat dengan sumbernya. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi latensi dan biaya operasional, tetapi juga memastikan AI tetap berjalan optimal di berbagai lingkungan dan perangkat.
“AI yang sukses tidak hanya tentang model canggih, tetapi juga bagaimana model itu ditanamkan ke dalam aplikasi nyata yang digunakan sehari-hari, dari cloud hingga edge,” lanjut Yuan.
Peran Penting Basis Data NoSQL dalam Ekosistem AI
Salah satu fondasi penting dalam transformasi ini adalah penggunaan basis data NoSQL yang fleksibel, seperti Couchbase, yang kini menjadi standar de facto untuk mendukung aplikasi AI berbasis agen.
“Dengan arsitektur multimodel yang menyatukan data operasional, analitik real-time, pencarian vektor, dan layanan AI dalam satu platform terpadu, Couchbase membantu organisasi mengonsolidasikan tumpukan teknologi mereka dan mengurangi kompleksitas,” jelas Yuan.
Couchbase juga memungkinkan pengembangan aplikasi AI di perangkat mobile dan lingkungan edge dengan kemampuan pencarian vektor, sinkronisasi offline-first, serta layanan Capella AI yang mempermudah pembuatan, pelatihan, dan penyebaran agen AI dalam skala besar.
Yuan menambahkan, “Kami melihat kebutuhan besar untuk AI yang bisa bekerja secara lokal di edge, dengan tetap terhubung ke pusat data di cloud. Solusi kami dirancang untuk menjembatani kedua dunia itu.”
Mengatasi Tantangan AI: Kombinasi Strategi Teknologi dan Transformasi Budaya
Kendati potensi AI sangat besar, adopsinya masih menghadapi tantangan baik dari sisi teknis maupun nonteknis. Kualitas data, keterbatasan infrastruktur lama, dan kurangnya tata kelola model adalah hambatan utama yang harus diatasi. Di sisi lain, organisasi juga menghadapi resistensi internal, keterbatasan SDM ahli AI, serta kekhawatiran terkait etika dan regulasi.
Couchbase menekankan pentingnya pendekatan holistik: “Mengadopsi AI bukan hanya soal membeli teknologi canggih. Diperlukan strategi data yang kuat, tim yang terlatih, dan tata kelola yang ketat,” tegas Yuan.
Penerapan AI juga telah terbukti meningkatkan pengalaman pengguna secara signifikan di berbagai sektor, mulai dari ritel, kesehatan, keuangan hingga media. Mulai dari personalisasi konten dan rekomendasi produk, pencarian berbasis gambar, hingga pemrosesan data real-time untuk mendeteksi penipuan atau mengelola informasi pasien, AI menjadi komponen penting dalam menciptakan aplikasi bisnis yang lebih cerdas, cepat, dan responsif.
“AI menghadirkan pengalaman yang lebih personal, aman, dan efisien—ini adalah nilai tambah yang dicari pengguna dan mitra bisnis saat ini,” tutup Yuan.
Dengan pendekatan terukur dan infrastruktur yang adaptif, perusahaan dapat memanfaatkan kekuatan AI tanpa harus menjalani transformasi menyeluruh yang mahal dan berisiko. Dan dengan dukungan platform seperti Couchbase, era aplikasi AI yang cerdas dan terintegrasi kini semakin dekat untuk direalisasikan.