MAJALAH ICT – Jakarta. Pusat Pengembangan Literasi dan Profesi SDM Informatika Balitbang SDM Kementerian Kominfo bekerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Komputer menyelenggarakan ujian Sertifikasi Nasional berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Ujian yang berlangsung sejak tanggal 28 Februari – 2 Maret 2017 itu diperuntukan bagi Profesi Bidang Keahlian Programmer (Cluster Junior Programming), Operator (Cluster Computer Operator Assistant), dan Desain Grafis (Cluster Grafika Fundamental) di Tempat Uji Kompetensi (TUK) Golden Galaxy Hotel, Banjarmasin.
“Kegiatan ini diperuntukkan bagi angkatan kerja muda, utamanya lulusan Sekolah Menengah Kejuruan, D1, D2 dan D3 bidang TIK sederajat di sekitar Kalimantan Selatan yang belum memiliki pekerjaan, dengan target peserta sebanyak 75 orang,” ujar Kepala Bidang Profesi Pusbang Litprof SDM Informatika Ramon Kaban.
Turut menghadiri pembukaan kegiatan ini adalah PLT Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan MH. Rusdiansyah dalam sambutannya mengungkapkan bahwa tenaga kerja di Kalimantan Selatan yang memiliki sertifikat SKKNI bidang informatika masih sangat terbatas, yaitu baru berjumlah 152 orang. Oleh karena itu, Pemprov Kalimantan Selatan sangat mengapresiasi kegiatan ini. “Mengingat pentingnya sertifikasi keahlian pada masa ini, Pemerintah Provinsi akan turun tangan membantu Pemerintah Pusat dalam memberikan fasilitasi sertifikasi SKKNI bagi angkatan kerja di Kalimantan Selatan yang akan dimulai pada triwulan kedua 2017,” ungkap Rusdiansyah.
Kepala Pusat Pengembangan Literasi dan Profesi SDM Informatika Hedi M. Idris sebelum membuka secara resmi kegiatan ini, menyampaikan pentingnya kegiatan Sertifikat Keahlian pada era pasar bebas barang dan jasa, termasuk sumber daya manusia, di kawasan ASEAN atau yang dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang dimulai sejak 2015. “Hal ini merupakan tantangan, peluang sekaligus ancaman bagi tenaga kerja nasional Indonesia sehingga diperlukan tenaga kerja profesional yang tersertifikasi agar mampu bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain,” tutur Hedi.
Hedi menjelaskan bahwa angkatan kerja muda di Indonesia rata-rata telah memiliki keahlian yang tinggi, namun sikap kerja tenaga kerja Indonesia masih kalah dari tenaga kerja asing. Sikap kerja merupakan salah satu komponen penilaian dalam sertifikasi SKKNI sehingga peserta yang memiliki sertifikat diharapkan tidak hanya memiliki kompetensi dalam keahlian, tapi juga dalam sikap kerja. “Jadi selain pengakuan terhadap keahlian yang dimiliki, sertifikasi ini kami harapkan bisa mencetak tenaga kerja-tenaga kerja Indonesia khususnya di bidang informatika yang profesional,” jelas Hedi.
Pada tahun 2017 ini Pusat Pengembangan Literasi dan Profesi SDM Informatika akan melaksanakan sebanyak 41 kali kegiatan serupa di seluruh wilayah Indonesia. Ada pun sertifikasi di Banjarmasin ini merupakan rangkaian kegiatan yang ketiga setelah Padang dan Palembang. Kegiatan yang keempat dilaksanakan di Kota Balikpapan pada tanggal 1-3 Maret 2017