Search
Jumat 10 Januari 2025
  • :
  • :

Biaya Konten Sangat Besar, Itulah Kenapa Telkom Jual TelkomVision

 

""MAJALAH ICT – Jakarta. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) optimistis akuisisi 80% sahamnya di Telkomvision oleh CT Corp  akan meningkatkan value perusahaan sampai tiga tahun ke depan.

“Untuk bisnis TV berbayar, kesulitan Telkom adalah tidak mempunyai konten, sehingga komponen biayanya mengambil porsi sangat besar,” tutur Chief Information Oficer Telkom Indra Utoyo, (17/6).

Dengan merangkul partner yang mempunyai konten, tambahnya, maka Telkom akan terbantu dari sisi penyediaan konten dan meningkatkan value perusahaan.

Berita menarik datang industri televisi berlangganan dimana terjadi perubahan kepemilikan anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia, Telkom Vision, setelah menjalin kemitraan dengan Chairul Tanjung Corporation (CT Corp).

Kemitraan ini diprakarsai oleh Chairul Tanjung, Pimpinan CT Corp, dan Arief Yahya, CEO Telkom. Dengan kemitraan tersebut, CT Corp dan Telkom akan memiliki kepemilikan bersama di Telkom Vision.

Indra menuturkan CT Corp sebagai mitra strategis masuk membawa ekspertise media, konten, dan modal diharapkan bisa melejitkan kinerja TelkomVision.

“Sementara Telkom akan lebih focus di bidang infrastruktur, broadband, dan digital media. Sinergi dua korporasi besar ini diharapkan meningkatkan scale, skill, dan scope tidak hanya di bidang televisi berbayar, tapi di bidang lainnya,” ujarnya.

Dalam kolaborasi tersebut, CT Corp menguasai saham TelkomVision hingga 80%, sedangkan Telkom hanya 20%. Kemungkinan besar CT Corp akan mengganti brand TelkomVision menjadi brand yang lekat dengan televisi yang selama ini dia miliki, yaitu Trans.

"Telkom Vision memiliki posisi pasar yang unik dalam industri dan posisi yang baik untuk masa depan. Bersama-sama, kita berbagi komitmen untuk mewujudkan potensi industri ini bagi warga kami melalui Telkom Vision. Bisnis CT Corp memberikan banyak sinergi yang akan membantu Telkom Vision mencapai potensi penuh. Dalam kemitraan ini, visi kami adalah bahwa Telkom Group akan menjadi penyedia infrastruktur dan CT Corp akan menjadi penyedia konten " kata Chairul Tanjung.

Dengan penetrasi TV berbayar terendah di wilayah ditambah dengan kelas mengkonsumsi pertumbuhan tercepat di dunia, masih ada potensi pertumbuhan yang sangat besar untuk bisnis TV berbayar di Indonesia.

Menurut Media Partners Asia, penetrasi TV berbayar pada 2012 di India adalah pada 83% dari total rumah tangga TV, Singapura 81%, dan China 54%, yang secara signifikan lebih tinggi dari Indonesia di mana hanya sebesar 7%.