MAJALAH ICT – Jakarta. Di tengah isu reshuffle atau pergantian Menteri Kabinet Kerja, Globa Index Innvation mengumumkan pencapaian Indonesia dan negara lainnya menyangkut perkembangan inovasi yang mana di dalamnya tak ketinggalan juga menyertakan parameter teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta kreativitas. Dalam daftar terbaru ini, Indonesia hanya mampu berada di peringkat 87 dunia.
Indonesia mendapatkan nilai index invasi sebesar 30,1 dari angka 0-100. Angka ini memang meningkat dibanding 2016 yang sebesar 29,1 dan menempatkan Indonesia di posisi 88 dunia.
Hanya saja, jika dibanding beberapa negara di kawasan Asia Tenggara, posisi Indonesia cukup terbelakang. Seperti posisi Singapura yang berada di posisi ke-7 dunia dengan nilai index sebesar 58,7. Kemudian ada Malaysia di peringkat ke-37 denan nilai index 42,7. Disusul Thailand di peringkat ke-51 dengan index sebesar 37,6. Ada juga Brunei Darussalam di peringkat 71, kemudian Filipina di peringkat ke-73 dengan index 32,5. Yang biasanya bersaing dengan Indonesia, Viet Nam, kini jauh di atas Indonesia dan menduduki peringkat 47 dengan index 48,3.
Dari nilai yang didapat Indonesia, dari sektor infrastruktur Indonesia mendapat nilai 42 dan berada di posisi 81. Infrastruktur ini termasuk akses TIK, pemanfaatan TIK, e-partisipasi dan layanan pemerintahan secara elektronik.
Penilaian lain menyangkut TIK adalah kreativitas. Dalam index kreativitas, Indonesia mendapat nilai 28,1 dan berada pada posisi 77 dunia. Di sini, ada parameter penciptaan model bisnis TIK dan kreasi model bisnis TIK.
Adapun peringkat pertama di dunia dalam Global Innovation Index 2017 ini adalah Swiss dengan nilai index 67,69 disusul Swedia di peringkat kedua, Belanda, Amerika Serikat dan Inggris di peringkat berikutnya. Global Innovation Index 2017 dihasilkan dari kolaborasi antara Cornell University, INSEAD, dan the World Intellectual Property Organization (WIPO) sebagai co-publishers.