Search
Senin 30 Desember 2024
  • :
  • :

Indonesia Dukung Kerja Sama ASEAN-AS dalam bidang Teknologi Informasi

MAJALAH ICT – Jakarta. Indonesia memiliki visi menjadi negara digital ekonomi terbesar pada tahun 2020. Oleh karena itu, Indonesia sangat mendukung kerjasama ASEAN-AS di bidang teknologi informatika, khususnya pemanfaatan ekonomi digital untuk umum. Presiden Jokowi memandang perlunya kerjasama ASEAN-AS untuk memastikan adanya dukungan yang berkelanjutan bagi pengembangan dan ketahanan UMKM, khususnya dalam hal akses pasar dan alih pengetahuan dari perusahaan besar kepada UMKM.

“Teknologi dan ekonomi digital adalah keniscayaan di era digitalisasi. Setiap pemerintah harus memastikan bahwa era ini membawa manfaat bagi rakyat, khususnya UMKM. UMKM harus mendapat akses terhadap teknologi dan ekonomi digital,” jelas Presiden dalam Sesi II Reatreat I ASEAN-US Summit di Interactive Gallery, Sunnylands  Center & Gardens, California, AS.

Secara khusus dalam pertemuan itu terdapat dua prioritas yang perlu mendapatkan perhatian ASEAN & AS adalah kerjasama UMKM serta teknologi dan ekonomi digital. UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia & ASEAN. Sekitar 88,8% – 99,9% bentuk usaha di ASEAN adalah UMKM, dan menyerap 51,7% – 97,2% tenaga kerja di ASEAN.

Di Indonesia sendiri, UMKM memiliki daya tahan tinggi yg mampu menopang perekonomian negara, bahkan saat terjadi krisis global. Namun, lanjut Presiden, UMKM kerap menghadapi tantangan, terutama dalam hal peningkatan kapasitas, akses modal dan pendanaan alternatif, akses teknologi, akses pasar global, serta integrasi mata rantai regional dan global.

Indonesia memiliki potensi yang besar di bidang ekonomi digital. Pada tahun 2014, tercatat transaksi e-commerce Indonesia mencapai USD 12 Miliar. Ini berarti Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2013 yang berada pada posisi USD 8 Miliar. Pada 2016 diprediksi mencapai USD 24.6 Miliar.

Potensi tersebut disebabkan karena Indonesia memiliki aset untuk mendongkrak industri digital. Aset tersebut meliputi jumlah kelas menengah yang terus meningkat, akses yang lebih besar terhadap teknologi, termasuk smartphones serta populasi pemuda yang sangat progresif. Terbukti dengan adanya ratusan start-up tumbuh dalam beberapa tahun terakhir dan terus berkembang.