Search
Kamis 7 November 2024
  • :
  • :

Indonesia Perlu Membangun Profesional Keamanan Siber di Era Digital

MAJALAH ICT – Jakarta. Dalam era digital yang semakin berkembang, kebutuhan akan profesional keamanan siber menjadi semakin mendesak. Edwin Lim, Country Director Fortinet Indonesia, berbagi pandangannya mengenai efektivitas program pendidikan dan pelatihan dalam menghasilkan profesional di bidang ini. Dalam wawancara dengan Reporter MajalahICT, Lim menjelaskan tantangan dan peluang yang dihadapi dalam menciptakan tenaga kerja yang siap menghadapi ancaman siber.

Efektivitas Program Pendidikan dan Pelatihan

Edwin Lim menyatakan bahwa program pendidikan dan pelatihan saat ini sangat efektif, meskipun masih ada ruang untuk perbaikan. “Saya bilang akan sangat efektif, tapi saat ini efektif saya itu hanya sampai mungkin buat ke level partner,” ujarnya. Ia menekankan bahwa meskipun ada keharusan bagi peserta untuk memahami dan mendapatkan sertifikasi, jumlah peserta yang mengikuti program ini masih kurang.

Lim menjelaskan bahwa pelatihan yang diberikan tidak hanya bersifat teori, tetapi juga praktik langsung. Dengan pendekatan ini, diharapkan peserta dapat langsung mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh.

Dukungan Terhadap Lapangan Pekerjaan

Dalam konteks lapangan pekerjaan, Lim menegaskan bahwa program pelatihan ini sangat menunjang. “Harusnya sangat menunjang begitu,” ungkapnya. Fortinet mengadakan sesi pelatihan hampir setiap minggu untuk memastikan bahwa peserta selalu mendapatkan informasi terbaru mengenai produk dan teknologi keamanan siber. Dengan lebih dari 60 produk yang ditawarkan, pelatihan ini menjadi sangat penting untuk mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten.

Lim juga menyoroti pentingnya memiliki fondasi yang kuat dalam pendidikan keamanan siber. “Minimal kita harus punya satu fondasi,” katanya. Dengan dasar yang kuat, peserta dapat melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi dalam pemahaman keamanan siber.

Kesenjangan Keterampilan dan Transformasi Digital

Salah satu isu yang diangkat dalam wawancara adalah kesenjangan keterampilan yang ada di Indonesia. Lim menyatakan bahwa laporan kesenjangan keterampilan sangat selaras dengan fokus pemerintah Indonesia pada transformasi digital dan adopsi teknologi. “Kita saat ini berpikiran bahwa kita bicara skill ini sudah bukan dari setahun 2 tahun ini, tapi udah hampir tiap tahun kita bicara tentang ini skill,” jelasnya.

Transformasi digital yang pesat memerlukan keterampilan yang terus diperbarui. Lim menekankan bahwa pendidikan harus selalu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. “Ilmu produksi itu enggak hanya stuck, itu selalu berevolusi,” katanya. Oleh karena itu, penting bagi program pendidikan untuk tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga memberikan pengalaman praktis yang relevan.

Kerja Sama dengan Pemerintah

Edwin juga menyoroti pentingnya kerja sama antara sektor swasta dan pemerintah dalam menciptakan tenaga kerja yang siap menghadapi tantangan keamanan siber. “Kita juga sering kerja sama karena yang topik pemerintah jadi kita juga banyak sekali aktivitas dengan misalnya basis waktu kita bicara mengenai pengamanan industri,” ujarnya. Kerja sama ini penting untuk memastikan bahwa program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan pasar dan regulasi yang ada.

Terakhir namun tidak kalah pentingnya Edwin juga menyampaikan dengan program pendidikan dan pelatihan yang efektif, serta dukungan dari pemerintah, diharapkan Indonesia dapat menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan siap menghadapi ancaman siber di era digital ini. Menurutnya dengan pendekatan yang tepat, Indonesia akan dapat mengatasi kesenjangan keterampilan dan mempersiapkan generasi mendatang untuk menghadapi tantangan di dunia yang semakin terhubung.