MAJALAH ICT – Jakarta. Banyak pihak sudah menyebut akan hadirnya teknologi seluler terbaru di atas 4G, yaiut teknologi seluler generasi ke-5 atau 5G. Jaringan ini diharapkan memiliki kecepatan download 100 megabit per detik dan kecepatan upload dari setengah itu, sangat lebih cepat dari apa pun yang kita miliki sekarang. jaringan 4G hanya menawarkan kecepatan download antara 10 Mbps – 18 mbps, dengan kecepatan upload antara 4 Mbps – 10 Mbps. Namun untuk diimplementasikan, peneliti harus menguji di frekuensi mana teknologi ini akan dijalankan.
5G diperkirakan akan bekerja pada frekuensi tinggi, yang bisa menyebabkan beberapa masalah, seperti disampaikan MIT Technology Review. Frekuensi tinggi berarti lebih cepat komunikasi streaming-nya, men-download dan konektivitas, tetapi sampai sekarang sinyal tersebut belum tersedia. Masalahnya adalah bahwa gelombang pada gelombang frekuensi yang tinggi, maka cakupannya pendek, dan menyebabkan ini terbuka untuk dihalangi dan diinterupsi. Selain itu juga, mengukur gelombang dan pemantauan untuk melihat bagaimana kerja teknologi ini di berbagai kondisi cuaca memerlukan peralatan yang mahal dan rapuh, yang tidak dapat secara persis menggambarkan karakteristik terbaik bagi para peneliti atas instrumen seperti di tengah badai salju.
Peneliti AT & T yang mengembangkan instrumen cuaca yang dapat melakukan pengukuran, dan menyebarkannya di sekitar kampus AT & T di New Jersey pada musim gugur. Apa yang mereka temukan adalah bahwa mereka perlu melakukan penelitian dasar lebih lanjut, seperti disampaikan dalam penelitian Bob Bennett. Setiap hari kondisi cuaca seperti hujan dan lalu lintas truk, cukup untuk mengganggu gelombang. Dan karena jaringan 5G tidak ada dalam ruang hampa, selain variabel seperti seperti cuaca, akan banyak pekerjaan perlu dilakukan untuk mengetahui cara terbaik implementasi 5G yang nantinya dapat kita gunakan tanpa kehilangan sambungan setiap kali angin bertiup.
Kecepatan 3G memang tidak ideal untuk streaming atau download lebih dari halaman web sederhana. Mereka bekerja pada kecepatan 145 kbps, dan dibutuhkan 1.000 kbps untuk membuat 1 Mbps, yang menjadi kecepatan yang diukur pada sekarang ini.