MAJALAH ICT – Jakarta. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) hari ini mengumumkan laporan keuangan interim enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2019. TBIG berhasil mencatat pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar Rp2.277 miliar dan Rp1.941 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2019. Apabila pencapaian triwulan kedua ini disetahunkan, maka total pendapatan dan EBITDA Perseroan masing-masing mencapai Rp4.585 miliar dan Rp3.903 miliar.
Per 30 Juni 2019, TBIG memiliki 26.713 penyewaan dan 15.344 site telekomunikasi. Site telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 15.272 menara telekomunikasi dan 72 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 26.641, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,74, naik dari 1,71 di kuartal pertama 2019.
“Dalam enam bulan pertama tahun 2019, kami secara organik menambahkan 288 sites telekomunikasi dan 948 kolokasi ke portofolio kami. Karena pelanggan telekomunikasi kami semakin memadati dan memperluas jaringan 4G mereka di seluruh negeri, kami berharap untuk terus menambah sites baru dan kolokasi dan kami yakin rasio kolokasi kami akan terus meningkat, Berdasarkan buku pesanan kami, kami mempertahankan panduan kami untuk penambahan 3.000 penyewaan untuk tahun 2019.” tutur Hardi Wijaya Liong, CEO TBIG.
Per 30 Juni 2019, total pinjaman (debt) Perseroan, jika pinjaman dalam mata uang US Dollar yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp20.742 miliar dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp12.806 miliar.
Dengan saldo kas yang mencapai Rp296 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp20.446 miliar dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp12.510 miliar. Menggunakan EBITDA triwulan kedua 2019 yang disetahunkan, maka rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 3,2x dan total pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 5,2x.
“Di bulan lalu, kami melunasi lebih awal pinjaman Fasilitas A sebesar USD 400 juta dengan Fasilitas Pinjaman Revolving sebesar USD 375 juta yang memiliki tenor 5 tahun 6 enam bulan. Fasilitas Pinjaman Revolving baru USD 375 juta ini adalah fasilitas dengan biaya terendah dan jangka waktu jatuh tempo yang paling lama yang kami dapatkan sampai saat ini. Kami dengan bangga mengumumkan transaksi terakhir ini memperpanjang jangka waktu rata-rata utang kami. Kami terus mempertahankan strategi lindung nilai yang hati-hati dengan menggunakan instrumen lindung nilai derivatif sesuai dengan jangka waktu pinjaman tersebut,” komentar Helmy Yusman Santoso, CFO TBIG.
Helmi menambahkan, “Kontrak jangka panjang kami yang dijamin dari pelanggan telekomunikasi kami memberikan perlindungan yang sangat baik atas semua kewajiban utang kami di masa depan. Kami masih terus memiliki ruang untuk menggunakan pinjaman tambahan berdasarkan covenant yang disyaratkan oleh fasilitas bank dan surat utang kami, yang memungkinkan kami untuk tumbuh secara organik dan inorganik, sambil melunasi kewajiban yang timbul atas pinjaman kami.