Search
Jumat 25 Oktober 2024
  • :
  • :

Lebih Dekat dengan Harry K. Nugraha: Jangan Minder dengan Orang Asing

MAJALAH ICT – Jakarta. Bila kita selalu membayangkan IT sebagai sesuatu yang rumit dan membingungkan, mungkin anda harus sesekali berdiskusi dengan Director Strategic Business Development Intel Indonesia Harry K. Nugraha, karena ternyata sesuatu yang kita anggap sulit itu sangat mudah dipahami.

"Kita sebenarnya bisa memberikan penjelasan soal IT, komputer, chip, dan sebagainya dengan sesuatu yang mudah dipahami, sehingga orang awam pun bisa mengerti,” ucap Harry yang telah berpengalaman di industri TI selama 18 tahun kepada Majalah ICT, belum lama ini.

Harry memang sangat identik dengan IT, chip, dan komputer. Qualcomm merupakan vendor yang telah membesarkan namanya di industri TI Indonesia, bahkan dunia. Kariernya makin melambung saat Intel merekrutnya untuk mengurusi soal pengembangan bisnis strategis dan selanjutnya dia akan bertugas di divisi penjualan.

"HarryPria yang gemar nge-gym ini juga disegani oleh koleganya di vendor IT lainnya di dunia, karena selain akses bahasa Inggrisnya yang sangat fluent, juga kecerdasannya membuat Harry banyak diterima di berbagai kalangan.

“Saya sebenarnya tidak pernah kuliah di luar negeri, juga tidak pernah di jurusan IT. Namun, kita jangan menganggap diri rendah di hadapan orang asing, justru kita harus memiliki persepsi sejajar dengan mereka. Terkadang kita merasa minder karena persepsi kita sendiri yang merasa rendah di hadapan orang asing,” ungkapnya santai.

Untuk membangun kesuksesan seperti saat ini, ayah dua anak ini tidak sekedar membalikkan telapak tangan saja. Pekerjaan yang pertama dilakoni Wakil Ketua Komite Tetap Industri Media Online Kadin tersebut adalah menjadi design engineer mobil di Daihatsu. Maklum, Harry merupakan lulusan Teknik Mesin di ITB.

Selepas dari Daihatsu, Harry hijrah ke NEC Corporation dan bekerja di sana sebagai Asssitant Representative/ Marketing 1995-1996. Di sanalah Harry mengenal IT dan mengaku jatuh cinta padanya.

Pada 1996 sampai 2003, Harry berkarier di Ericsson Indonesia sebagai VP Strategic Marketing, dan setelah itu naik menjadi Senior Director Business Development and Country Manager Qualcomm Indonesia. Harry yang merupakan tipe orang yang cepat belajar pun akhirnya berlabuh di Intel Indonesia sampai sekarang.

Filosofi yang selalu dipegang Harry yang sempat kuliah pascasarjana di Institut Pengembangan Manajemen Indonesia adalah team work.

“Kerja sama tim adalah Anda memimpin ketika dibutuhkan, Anda berada di peran pendukung ketika diperlukan. Saya selalu mensejajarkan diri dengan bawahan sehingga muncul komunikasi yang sehat dan dinamis,” tuturnya.

Harry yang mengaku memiliki gairah yang kuat untuk layanan mobile yang inovatif dan inovasi perangkat konsumen, serta teknologi nirkabel canggih memiliki harapan agar penetrasi IT makin meluas di Indonesia melalui harga perangkat yang makin murah.

Tulisan ini dan informasi-informasi mengenai perkembangan ICT Indonesia lainnya dapat dibaca di Majalah ICT Edisi No. 17-2013 di sini