MAJALAH ICT – Jakarta. Beberapa pemangku kepentingan ekosistem Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Indonesia telah berkumpul dalam Halal Bihalal Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) 2023, menegaskan kembali komitmen mereka untuk terus menjalin kerja sama yang lebih kuat sebagai bagian dari upaya untuk mengamankan transformasi digital yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Kolaborasi yang lebih kuat merupakan keniscayaan dalam transformasi digital yang bertujuan untuk mempersatukan bangsa dan memberdayakan masyarakat dalam pembangunan ekosistem digital yang lebih matang, ujar Dr. Ir. Ismail, MT, Dirjen Pengelolaan Sumber Daya dan Standardisasi Pos dan TIK, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
“Tren transformasi digital telah terjadi di berbagai sektor. Konektivitas yang ditunggu-tunggu adalah gigabit, berkualitas, broadband, membangun industri TIK sebaik-baiknya. Saya yakin dengan semangat kolaborasi, kebersamaan dan keterbukaan, menyambut baik segala aktifitas yang dilakukan oleh MASTEL selama ini, dapat mengamankan digital transformasi yang sehat dan berkelanjutan.” kata Ismail.
Menurut Sarwoto Atmosutarno, Ketua Umum MASTEL, kesiapan infrastruktur TIK yang dipadukan dengan ekosistem yang matang harus didukung oleh penggelaran inovasi dan solusi teknologi digital terkini untuk memastikan jalan menuju transformasi digital Indonesia ke depan.
“Transformasi digital harus menjadi agenda dan visi bersama bagi seluruh asosiasi industri dan pemangku kepentingan lainnya untuk tetap berkomitmen mendukung Indonesia memacu pertumbuhan ekonomi digital,” kata Sarwoto memuji dukungan berkelanjutan Huawei sebagai penyedia solusi TIK global dalam pertemuan untuk menjajaki benchmark teknologi TIK, seperti 5G, cloud, dan kecerdasan buatan (AI), untuk memperkenalkan inovasi mutakhir dan solusi rendah karbon.
Dalam kata sambutannya, Yenty Joman, Director of Government Affairs, Huawei Indonesia, mengatakan, “Digitalisasi hanya akan berhasil jika kita terus meningkatkan infrastruktur jaringan agar sesuai dengan kebutuhan industri. Teknologi 5G, selain jaringan fiber, bisa menjadi game changer dalam digitalisasi Indonesia. Di sisi lain, setiap transformasi harus memperhitungkan dampaknya terhadap lingkungan. Adopsi energi hijau dan teknologi hijau akan menjadi aspek kunci dalam membangun ekosistem digital yang sehat dan berkelanjutan.”
Sementara itu, Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari, Wakil Ketua Komisi I Bidang Pertahanan dan TIK Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), mengatakan, “Kami mengapresiasi upaya bersama para pelaku industri telekomunikasi, termasuk dari operator dan vendor, karena hal ini akan membantu mengarahkan transformasi digital di jalur yang benar sementara pada saat yang sama mempertahankan percepatannya berkat dukungan teknologi TIK yang canggih.”
Sebagai asosiasi industri TIK terkemuka di Indonesia, MASTEL memiliki lebih dari 110 perusahaan, 30 asosiasi, dan 300 pakar/profesional sebagai anggotanya. Di bawah Institut MASTEL, MASTEL juga melakukan kolaborasi penelitian, berbagi keterampilan digital, dan pengembangan bakat. Ini juga bekerja sama dengan Kominfo melalui serangkaian program untuk membina bakat dan memberikan sertifikasi profesional.