MAJALAH ICT – Jakarta. Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengajak para mahasiswa di Sumatera Utara untuk aktif berpartisipasi dalam memerangi judi online melalui peningkatan literasi digital. Ia menegaskan bahwa transformasi digital yang diusung pemerintah harus dimanfaatkan untuk tujuan yang positif dan produktif.
“Enam dari delapan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya transformasi digital dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam penguatan ketahanan negara, peningkatan swasembada pangan, penguatan sumber daya manusia, pemberantasan korupsi, serta penciptaan ekosistem digital yang menyeluruh. Oleh karena itu, kita harus memastikan bahwa transformasi digital ini membawa manfaat bagi masyarakat,” ujar Meutya Hafid dalam kuliah umum di Universitas HKBP Nommensen, Medan, Sumatera Utara.
Dalam paparannya, Meutya Hafid menyoroti potensi besar lanskap digital Indonesia, yang saat ini mencatat 79,5 persen pengguna internet aktif. Di Sumatera Utara, tingkat penggunaan internet juga tergolong tinggi.
Meutya mengingatkan bahwa literasi digital masyarakat masih berada pada indeks 3,65 dari skala 5, yang perlu ditingkatkan agar pemanfaatan teknologi digital dapat lebih optimal. Data ini merujuk pada survei terbaru Kementerian Komunikasi dan Digital terkait indeks literasi digital nasional.
Terkait tantangan transformasi digital di Sumatera Utara, Meutya Hafid mengungkapkan bahwa masih terdapat wilayah yang belum terjangkau infrastruktur digital, meskipun cakupan internet terus meningkat.
Selain itu, tingginya angka perjudian online menjadi perhatian serius pemerintah. Berdasarkan data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) tahun 2024, Sumatera Utara masuk dalam enam besar provinsi dengan kasus judi online tertinggi di Indonesia.
“Judi online ini sebetulnya bukan sekadar perjudian, tetapi lebih tepat disebut sebagai penipuan online. Algoritma di dalamnya membuat pengguna selalu berada dalam posisi yang dirugikan. Oleh karena itu, kami meminta bantuan dari akademisi dan mahasiswa untuk bersama-sama membangun kesadaran masyarakat dalam melawan praktik ini,” tegasnya.
Sebagai langkah konkret, Kementerian Komunikasi dan Digital bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), platform digital, operator seluler, serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK), untuk memblokir konten perjudian online.
Hingga saat ini, lebih dari 800.000 situs judi online telah diblokir. Meutya Hafid menyatakan bahwa pemblokiran saja tidak cukup, sebab permintaan masyarakat terhadap konten tersebut harus ditekan melalui edukasi yang berkelanjutan.
Dalam kesempatan tersebut, Meutya Hafid menekankan pentingnya program Literasi Digital Nasional, yang menargetkan peningkatan keterampilan digital dasar bagi 30 juta masyarakat Indonesia.
Ia mengajak Universitas HKBP Nommensen untuk berpartisipasi dalam program ini dan menjadi pusat pengembangan talenta digital. Menurutnya, kecerdasan buatan (AI) kini menjadi aspek strategis dalam ketahanan digital suatu negara, sehingga Kementerian Komunikasi dan Digital berencana menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Universitas HKBP Nommensen guna memperkuat kolaborasi dalam pengembangan keterampilan digital mahasiswa.
“Kita harus menyiapkan talenta digital sejak dini. Target kita adalah mencetak 9 juta talenta digital hingga tahun 2030 agar Indonesia bisa menjadi pemimpin dalam digitalisasi di Asia. Oleh karena itu, kami akan menjalin kerja sama dengan universitas untuk membangun ekosistem digital yang kuat dan berkelanjutan,” tuturnya.
Menutup pertemuan, Meutya Hafid kembali mengajak mahasiswa untuk menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing.
“Saya bangga bertemu dengan para mahasiswa di Sumatera Utara yang memiliki potensi besar. Mari kita manfaatkan internet untuk kebaikan, memerangi judi online, serta membangun budaya digital yang sehat dan bermanfaat bagi masa depan bangsa,” kata Meutya.