MAJALAH ICT – Jakarta. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengemukakan saat ini hoax masih menjadi ancaman di kalangan pengguna media sosial, oleh karena itu dibutuhkan tanggung jawab generasi milenial dalam menggunakan media sosial. “Maka tabayyun atau cek dan ricek sangat diperlukan. Selain itu, pengguna medsos harus memanfaatkan medsos untuk hal-hal yang bermanfaat dan menghindari menyebarluaskan konten negatif,” jelasnya saat menyampaikan pidato kunci menutup Literasi Digital Citizenship untuk Generasi Milenial di Hotel Basco, Padang, Sumatera Barat.
Forum Literasi Digital yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo itu menghadirkan narasumber Dirjen IKP Rosarita Niken Widiastuti, Sineas Garin Nugroho, Pakar Komunikasi Agus Sudibyo dan Tokoh Pers Bagir Manan.
Dirjen IKP menyampaikan di era revolusi media, semua orang bisa menjadi konsumen sekaligus produsen berita. “Oleh karena itu, kita harus selalu periksa kebenaran dan keakuratan informasi sebelum menyebarkannya. Jangan menyebarkan informasi yang berciri-ciri hoax,” pesannya.
Pakar komunikasi Agus Sudibyo mengemukakan internet dapat menimbulkan kecanduan. Banyak yang berlebihan mengakses internet hingga 8 jam per hari hanya untuk mengakses hal yang tidak bermanfaat. Untuk itu, generasi muda perlu didorong untuk memanfaatkan internet secara sehat dan bertanggungjawab.
Sineas Garin Nugroho menekankan perlunya budaya berpikir panjang, melakukan sesuatu dengan berorientasi pada manfaat jangka panjang. Untuk itu, dalam mengakses internet diperlukan kearifan bahwa konten yang diakses memang berguna dalam waktu lama.
Sementara Tokoh Pers Bagir Manan mengemukakan, hoax terjadi pada lima kondisi yakni orang yang sedang bergolak jiwanya, iseng, punya ideologi tertentu, merasa terasing atau tidak berdaya, dan adanya kondisi yang membingungkan. Untuk itu, generasi muda harus dilatih agar tidak terjebak pada kondisi tersebut.
Literasi digital diselenggarakan untuk memeriahkan Hari Pers Nasional 2018. Acara dihadiri 500 peserta terdiri dari siswa SMA, mahasiswa, guru, dan karang taruna di Kota Padang.