MAJALAH ICT – Jakarta. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara meluncurkan Proyek Satelit Multifungsi dalam Forum Media Creative and Innovatifve Financing: Showcasing Indonesia Model, Hotel Melia, Nusa Dua, Bali.
Peluncuran itu disaksikan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekjen Kemenhub Djoko Sasono dan sejumlah Direktur BUMN Pembiayaan dibawah Kementerian Keuangan.
Menurut Menteri Kominfo, rancangan satelit menggunakan teknologi ahead the curve. “Telkom, Indosat, PSN, operator belum pakai teknologi ini. Jadi sekali-sekali Pemerintah juga bisa menunjukkan lebih cepat lebih maju dari operator dan badan usaha. Sekali lagi strukturnya ini jadi KPBU (Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha),” tutur Rudiantara.
KPBU, merupakan sebuah skema penyediaan dan pembiayaan infrastruktur yang berdasarkan pada kerja sama antara pemerintah dan badan usaha (swasta). “Keunggulan skema KPBU yaitu, governance (transparan, akuntabel dan mempertimbangkan resiko). Dengan KPBU kita bisa akses the best talent available dan bisa memperkaya produk-produk keuangan kita,” jelas Rudiantara.
Menteri Rudiantara menjelaskan latar belakang Proyek Satelit Multifungsi untuk menghubungkan sekolah, Puskesmas dan kantor desa atau kelurahan di seluruh Indonesia dengan jaringan internet.
“Saat ini di Indonesia Indonesia mempunyai 226 ribu sekolah. Tapi 9 ribunya belum mempunyai konektivitas internet, ada 4 ribu lebih Puskesmas kebanyakan belum terhubung dengan internet, kantor kelurahan, kantor desa hampir 50 ribu, ini kita harus menghubungkan mereka,” paparnya saat memberikan pengantar dalam peluncuran Satelit Multifungsi.
Mengenai pemilihan satelit multifungsi, Rudiantara menyatakan hal itu sebagai pilihan paling tepat untuk menghubungkan wilayah-wilayah yang ada di Indonesia. “Ada 150 ribu kurang lebih kita akan hubungkan. Tidak ada jalan lain, karena menggunakan solusi teresterial, kita tarik kabel itu akan lama. Jadi kita akan gunakan satelit,” ungkapnya.
Menurut Rudiantara, keberadaan satelit captive untuk pemerintahan Indonesia itu bisa digunakan untuk menopang pendidikan dan kesehatan. “Khususnya untuk pendidikan dan sesuai regulasi kita di Undang-Undang untuk pendidikan APBN itu 20% dan untuk kesehatan 5%. Bu Menteri nanti ini sudah jalan, ini bisa dikompensasi dari pendidikan, jangan semuanya yang 20% diberikan ke sektor pendidikan, sebagain untuk membiayai satelit ini bisa berjalan,” pintanya kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Proyek Satelit Multifungsi menurut Rudiantara sudah mulai berjalan. “Insyaallah akhir tahun kita akan tetapkan pemenangnya. Dan financial closingnya tahun depan. Kalau spec segmen dan ground segmen di luar antena yang 150 ribu tadi, perkiraannya bisa 8 sampai 9 Triliun, tergantung rancangannya,” papar Rudiantara.
Skema Pembiayaan Inovatif
Dalam kesempatan itu, Menteri Kominfo menilai keberadaan Kementerian Keuangan sangat penting. “Tanpa ada penjaminan dari Kementerian Keuangan, proyek-proyek penting tidak bisa berjalan,” katanya.
Kementerian Keuangan terus meningkatkan upaya membangun skema pembiayaan inovatif dan kreatif, untuk memperkuat ketahanan fiskal. Salah satunya dengan menginisiasi beberapa skema pembiayaan dengan bentuk KPBU.
Selain dalam bentuk kerjasama KPBU dan menugaskan BUMN dibawah Kementerian Keuangan, menurut Menkeu pihaknya juga menginisiasi skema blended finance.
“Salah satu tujuan yang ingin dicapai dari implementasi skema pembiayaan yang inovatif dan kreatif adalah untuk mencapai target pembangunan, namun tetap menjaga agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap sehat dan akuntabel, karena ini tanpa APBN,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sri Mulyani menyatakan pelaksanaan KPBU akan bergantung pada kepemimpinan di setiap lembaga. Jika pemimpinya inovatif maka akan lebih mudah diterapkan. “Kalau sama Pak Rudiantara sama sekali tak sulit. Karena insting beliau, kita sering diajari untuk melakukan terobosan keuangan,” katanya.