MAJALAH ICT – Jakarta. Gerakan Nasional Literasi Digital (Siber Kreasi) bakal menggelar kembali ajang Netizen Fair 2018. Ajang tahunan yang berlangsung di Plaza Tenggara Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 23 – 24 November 2018 itu akan dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
Netizen Fair menjadi ajang pertemuan pemangku kepentingan yang peduli untuk mengurangi peredaran konten negatif dalam kehidupan digital. “Siber Kreasi adalah sebuah gerakan yang diinisiasi oleh beberapa komunitas dan lembaga yang dilatarbelakangi atas dasar kekhawatiran kami mengenai konten-konten negatif di media sosial,” ujar Dewan Pengurus Siber Kreasi Mira Sahid, di Press Room Kementerian Kominfo, Jakarta, Rabu (21/11/2018).
Penyelenggaraan Netizen Fair 2018 akan mengusung tema Make Social Media Fun Again. Ajang tahunan untuk kedua kalinya itu bisa diikuti tanpa biaya tiket masuk.
“Kami mengajak masyarakat untuk mau terlibat dalam acara tersebut. Acara ini terbuka umum, supaya bisa bersama-sama membangun konten positif. Terbuka pada komunitas, lembaga atau institusi apapun,” tambah Mira seraya menyatakan target pelaksanaan Netizen Fair 2018 mampu menghadirkan 5.000 pengunjung.
Mira menjelaskan, hingga kini telah banyak lembaga terhimpun dalam wadah Siber Kreasi dengan visi dan tujuan yang sama untuk mengembangkan literasi digital kepada masyarakat Indonesia. Mira mengungkapkan, jumlahnya saat ini telah mencapai 92 lembaga. “Dari situlah kami membuat sebuah event yang namanya Netizen Fair 2018,” ucap Mira.
Menurut Mira, tahun ini Netizen Fair akan dimeriahkan dengan kehadiran influencer sosial movement. “Menciptakan influencer bagi siapa saja, dengan dampak positif. Membuat sesuatu yang baik dan berkualitas dengan tantangan lebih pada penggunaan tata bahasa,” jelasnya.
Dewan Pengarah Siber Kreasi Yuliandre Darwis menyampaikan literasi digital merupakan fenomena baru yang penting sehingga harus dipahami dan dapat memberikan pengetahuan. Menurutnya, banyak masyarakat tidak memahami substansi dalam pengunaan teknologi. “Masyarakat hanya memahami teknologi canggih tapi tidak melakukan penelitian tepat guna. Artinya tepat dalam menggunakannya,” ucap Yuliandre.
Menurut Yuliandre, saat ini banyak generasi muda atau individu yang tidak memahami konteks ketika melakukan literasi digital. Oleh karena itu, penyelenggaraan Netizen Fair 2018 dapat menjadi salah satu upaya menerapkan literasi digital dengan menggunakan bahasa kalangan milenial.
“Netizen Fair 2018 dapat mengubah anggapan selama ini bahwa menarasikan sesuatu opini adalah hal biasa tanpa mempertimbangkan dampak positif atau negatifnya untuk informasi publik,” jelasnya.