Search
Selasa 3 Desember 2024
  • :
  • :

Towards Indonesia 4.0 Menginspirasi Remaja Putri Indonesia Jadi Pencipta Teknologi Industri STEM

MAJALAH ICT – Jakarta. Saat masyarakat Indonesia bergerak lebih jauh dalam Revolusi Industri Keempat, menjadi penting bagi generasi muda untuk bertransisi dari sekedar pengguna teknologi, menjadi pencipta teknologi. Untuk mendorong rasa percaya diri siswi Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan untuk menjadi pencipta teknologi, Microsoft Indonesia bersama dengan Johnson & Johnson Indonesia, PT Astra International Tbk, Yayasan Pendidikan Astra – Michael D. Ruslim (YPA-MDR), dan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) hari ini mengadakan workshop DigiGirlz bertajuk Towards Indonesia 4.0: Be the Creators of Technology.

Rangkaian acara ini menghadirkan pemimpin-pemimpin wanita di industri STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematic) untuk mendiskusikan berbagai topik menarik di hadapan para peserta. Seiring dengan semangat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, para siswi ini diajak untuk berdialog melalui sesi panel diskusi dan berkompetisi untuk menyampaikan ide inovatif mereka, serta berkunjung ke pabrik Johnson & Johnson Indonesia.

Revolusi Industri Keempat tidak hanya berpengaruh besar dalam merombak industri, tapi juga mengubah berbagai aspek kehidupan manusia. Bagi Indonesia, era ini memberikan peluang untuk merevitalisasi berbagai sektor industri dan menjadi salah satu cara untuk mempercepat pencapaian visi Indonesia menjadi 10 ekonomi terbesar di dunia. Aspirasi agenda nasional “Making Indonesia 4.0” juga nantinya diharapkan dapat membuka 10 juta lapangan kerja baru di tahun 2030.

Linda Dwiyanti, Chief of Marketing and Operations Microsoft Indonesia menjelaskan, “Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu dari 10 prioritas nasional yang sejalan dengan roadmap Making Indonesia 4.0 yang diluncurkan Kementerian Perindustrian April lalu. Kami berharap program DigiGirlz dapat menjadi salah satu pendorong dalam rencana nasional ini, dengan memberikan kesempatan langsung bagi para siswi di Jakarta dan sekitarnya untuk mendalami lanskap digital di Indonesia dan meningkatkan ketertarikan mereka untuk menekuni karir di industri STEM”

Saat ini jumlah perempuan yang mengambil pendidikan dan pekerjaan dalam bidang STEM masih terbilang rendah, meskipun teknologi telah berkembang pesat selama beberapa dekade terakhir. Institute for Statistics (UIS) UNESCO memperkirakan bahwa hanya terdapat 23% peneliti wanita di Asia Timur dan Asia Pasifik dan hanya 35% siswi perempuan yang memilih pendidikan di bidang STEM. Salah satu alasan ketidakseimbangan ini adalah karena kurangnya tokoh panutan perempuan yang dapat menginspirasi dan memengaruhi kepercayaan diri perempuan muda untuk terjun ke dunia STEM.

Empat narasumber inspiratif berbagi pandangan dalam acara ini termasuk Novi Tandjung selaku Business Development Director di Spots ID, Pravina Halim selaku Senior Marketing Communications Manager Microsoft Indonesia, Lucia Budidharma selaku Retail Planning Senior Manager PT Johnson & Johnson Indonesia serta Riris Paula Pardosi selaku Hospital and Vision Care DC Operations Manager, PT Johnson & Johnson Indonesia. Beberapa topik yang didiskusikan adalah tantangan yang dihadapi oleh pemimpin perempuan di industri STEM dan juga peran STEM dalam roadmap Making Indonesia 4.0. Dalam acara tersebut, para panelis ingin memastikan bahwa perempuan muda memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan keterampilan digital dan menjadi pencipta teknologi. Sesi panel diskusi kemudian ditutup dengan aktivitas grup bertema “Bring Digitalization to Life” dimana para peserta diajak untuk bertukar pikiran tentang bagaimana teknologi bisa membantu menyelesaikan masalah sehari-hari di beberapa aspek kehidupan.

“Sebagai perusahaan perawatan kesehatan terbesar dan berbasis luas di dunia, Johnson & Johnson memiliki komitmen untuk menumbuhkan, memupuk sekaligus mendorong para pemimpin yang inovatif. Di Johnson & Johnson, mendukung serta mendorong pemberdayaan dan kepemimpinan perempuan telah menjadi prioritas utama sejak perusahaan ini didirikan pada tahun 1886 – dan bahkan delapan dari 14 karyawan pertama kami merupakan karyawan perempuan. Sampai dengan hari ini, 45% dari total sekitar 130.000 karyawan Johnson & Johnson di seluruh dunia adalah perempuan. Perusahaan terus berinovasi dengan program-program keberagaman dan inklusi – hal ini turut membantu menempatkan Johnson & Johnson pada posisi teratas untuk 2017 Thomson Reuters Diversity & Inclusion Index. Dari sini kita dapat melihat bahwa perempuan memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan dan berkontribusi kepada masyarakat. Melalui kerja sama ini, kami berharap dapat menanamkan rasa percaya diri serta mempersiapkan para perempuan muda Indonesia untuk memasuki dunia STEM dan benar-benar menciptakan perubahan dengan teknologi,” jelas Devy Yheanne, Country Leader for Communications & Public Affairs, PT Johnson & Johnson Indonesia.

Studi Microsoft dan IDC terbaru yang berjudul “Unlocking the Economic Impact of Digital Transformation in Asia Pacific”[1], juga menunjukkan bahwa 85% pekerjaan di Asia Pasifik akan mengalami transformasi dalam tiga tahun ke depan. Para responden dalam studi mengatakan bahwa lebih dari 50% pekerjaan akan dipindahtugaskan ke posisi baru dan/atau dilatih ulang dan ditingkatkan keterampilannya untuk transformasi digital. Yang menarik adalah bahwa studi ini menunjukkan bahwa 26% pekerjaan merupakan jenis pekerjaan baru yang diciptakan dari transformasi digital, yang akan mengimbangi 27% pekerjaan yang akan dialihdayakan atau dikerjakan secara otomatis.

“Setiap orang harus mulai mengubah pola pikir mereka untuk mengembangkan keterampilan digital di era Revolusi Industri Keempat ini. Tidak ada waktu yang lebih baik selain pada momen kemerdekaan Indonesia untuk merayakan keragaman dan potensi luar biasa para perempuan muda dengan memberikan dukungan bagi mereka untuk menekuni pendidikan dan karir di STEM. Ini waktunya bagi perempuan untuk menjadi pencipta teknologi,” tutup Linda.