MAJALAH ICT – Jakarta. Kelahiran uang digital sebenarnya sudah lama, yaitu sejak 2009, namun kiprahnya seperti hidup segan mati tak mau. Seperti juga layanan pesan singkat (SMS) saat awal-awal kehadirannya, juga sepertinya jauh dari ekspektasi seperti perkembangannya saat ini. Wajar saja, di awal kedatangannya, pengguna hanya bisa melakukan SMS antar sesama operator, sehingga gregetnya kurang. Namun, setelah layanan tersebut bisa diakses lintas operator, perkembangan SMS bak jamur di musim hujan.
Demikian halnya dengan uang digital, setelah ketiga operator sepakat bekerja sama bisa melakukan transfer uang lintas operator, maka perkembangannya diprediksi akan pesat, terutama bila mengutip ungkapan Menkominfo Tifatul Sembiring, bahwa ke depan, uang akan selalu dalam genggaman, yaitu dalam sebuah ponsel.
Tak tanggung-tanggung, Tifatul langsung memasang target jumlah pengguna uang digital di Indonesia sebanyak 50 juta orang pada akhir tahun ini seiring dengan adanya kerja sama transfer uang lintas operator.
Berdasarkan data Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI), jumlah pengguna uang digital di Indonesia hanya 2,6 juta orang meliputi T-Cash 2 juta orang, sedangkan XL TUnai dan Dompetku Indosat masing-masing 330.000 orang dan 300.000 orang.
Awalnya, kemampuan operator dalam menjalankan bisnis yang biasanya dilakukan oleh perbankan menimbulkan kecemburuan dan kekhawatiran perbankan mendapatkan saingan. Namun, sebenarnya hal itu tidak harus terjadi. industri perbankan memiliki keunggulan layanan jasa keuangan tapi terkendala jangkauan geografis.
Jangkauan geografis dan jangkauan strata penghasilan menjadi keunggulan industri telekomunikasi dengan 120% penetrasi pengguna seluler dan mencakup 95% wilayah geografis.
Kolaborasi antara industri telekomunikasi dan bank diharapkan bisa mempercepat terwujudnya masyarakat nontunai yang sebenarnya sudah dimulai 2007 dengan dilincurkannya e-money dan pengiriman uang 2008 oleh 3 operator.
Dengan adanya layanan pengiriman uang elektronik lintas operator, seluruh pelanggan tiga operator yang berjumlah 230 juta pelanggan dapat melakukan transaksi pengiriman uang, contohnya pelanggan Tcash (Telkomsel) dapat melakukan transaksi transfer ke pelanggan XL Tunai (XL) maupun ke pelanggan Dompetku (Indosat) demikian juga sebaliknya.
Gubernur Bank Indonesia Darwin Nasution mengungkapkan ke depan, diharapkan semakin banyak operator seluler dan bank yang mengikuti jejak berinovasi sehingga memberikan nilai tambah bagi kemajuan industri sistem pembayaran dan perbankan.
Bila operator sudah mampu melakukan aktivitas perbankan, maka bisa saja suatu saat operator memiliki anak usaha sebuah bank. Dan bila itu terjadi, pasti industri less cash money bisa makin bertumbuh.(ICT) Twitter: @arifpitoyo
Tulisan ini dan informasi-informasi mengenai perkembangan ICT Indonesia lainnya dapat dibaca di Majalah ICT Edisi No. 10-2013 di sini